Andi Seto saat pawai perpisahan dengan warga Sinjai |
SINJAI, Sulselpos.id - Bupati Andi Seto Asapa bersama wakil bupati, Andi Kartini Ottong telah menyelesaikan masa kepemimpinannya di Kabupaten Sinjai selama lima tahun lamanya.
Meski demikian, sejumlah masalah di Kabupaten Sinjai belum mampu ia selesaikan dengan baik. Masalah kesenjangan ekonomi hingga sejumlah wilayah di sinjai yang belum tersentuh pembangunan infrastruktur.
Berkaitan dengan hal tersebut, Ketua Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Sinjai, Andi Asis Soi mengaku tidak puas terhadap kinerja Pemerintah Kabupaten Sinjai di bawah kepemimpinan Bupati Andi Seto Asapa.
Banyak program kerja yang Andi Seto janjikan belum terealisasi secara maksimal. Bahkan, menurut Karaeng Soi, sapaan akrabnya menilai pemerintahan era Andi Seto bersama Andi Kartini Ottong masih sangat jauh dari harapan.
Ketua Apdesi yang juga menjabat sebagai Kepala Desa Bua ini memberikan nilai C selama masa kepemimpinan Andi Seto bersama Andi Kartini Ottong di Sinjai.
“Kalau mau dinilai era Andi Seto-Andi Kartini, cukuplah, karena kalau ‘A’ kan (baik sekali), ‘B’ (Baik), jadi di huruf ‘C’ saja. Masih banyak yang tidak terealisasi di eranya, toh!, belum lagi sisa utang yang puluhan miliar dia (Bupati, red) yang diwariskan,” ungkapnya, Senin (25/09/2023).
Masa kepemimpinan Andi Seto Asapa di Sinjai sempat melakukan peminjaman ratusan miliar ke PT Bank Sulselbar untuk membangun infrastruktur jalan yang ada di Sinjai. Hal ini juga dikeluhkan Karaeng Soi sebab sejumlah jalan di Sinjai belum mengalami perbaikan kendati kondisinya sudah sangat membahayakan pengguna jalan.
“Intinya, kalau ditanya berapa ponten Andi Seto-Andi Kartini dari 1-3, saya beri 3. Apa yang mau kami nilai kalau kinerjanya seperti ini?, jalan didekat rumah saja belum rampung, padahal Andi Seto memprioritaskan pembangunan Infrastruktur, sampai ngutang loh, tapi hasilnya masih banyak pembangunan infrastruktur yang kacau balau di Sinjai selama Andi Seto-Andi Kartini menahkodai Sinjai,” kesalnya.
Lanjut, ia memberikan beberapa contoh kasus yang menggambarkan buruknya kinerja Pemkab Sinjai era Andi Seto, diantaranya, jabatan yang tumpang-tindih (rangkap jabatan), menurutnya, membiarkan lowong jabatan strategis sangat berpengaruh terhadap pelayanan dan roda pemerintahan.
Sebagai Kepala Desa dua periode, ia juga memberikan perhatian terhadap Alokasi Dana Desa (ADD) yang tak kunjung cair. Kata Andi Asis Soi, pencairan ADD sangat berpengaruh terhadap jalannya roda pemerintahan di desa dan program kerja yang ada di desa.
Ditambah buruknya komunikasi dan koordinasi Pemkab dengan DPRD Kabupaten Sinjai selaku legislatif.
“Seharusnya eksekutif dan legislatif berjalan beriringan demi memajukan Sinjai, bukan malah sebaliknya,” tutupnya.
Berbeda dengan kepala BPBD Sinjai, Budiaman yang menilai, kinerja Bupati Andi Seto Gadhista Asapa di Kabupaten Sinjai sangat cekatan.
“Andi Seto ini orangnya tidak neko-neko, kalau dia (Bupati) tahu ada bencana di Pelosok atau di kota,langsung menelpon ke saya, tidak melalui perantara lagi. Komunikasi (Telpon) setelahnya langsung bergerak ke TKP dan eksekusi,” katanya.
“Kenapa saya mengatakan tidak neko-neko, karena saya sudah merasakan empat Bupati di Sinjai, diantaranya, Pak Roem, Andi Rudiyanto Asapa, Sabirin Yahya dan Andi Seto Gadhista Asapa. Ke empat Bupati Sinjai ini mempunyai kepemimpinan yang berbeda-beda,” sambungnya.
Par
0 Komentar