Ketua Kohati dan Ketua HMI Cabang Makassar Kecam Tindakan Oknum Pengurus BEM Politeknik ATI Makassar

Muhammad Arsyi dan Eka Zualika
MAKASSAR, Sulselpos.id - Ketua Kohati dan Ketua HMI Cabang Makassar angkat bicara terkait aksi tidak terpuji yang diduga dilakukan pengurus BEM Politeknik Ati Makassar, Minggu (5/5/24).

Ketua HMI Cabang Makassar Muhammad Arsy Jailolo mengecam tindakan yang dilakukan oleh oknum pengurus BEM ATIM.

"Indonesia adalah negara hukum dan demokrasi, kami sangat mengecam keras apa yang dilakukan oknum pengurus BEM ATIM, yang telah melakukan perundungan dan persekusi terhadap kawan kawan HMI Komisariat ATIM dan Kohatinya dalam memperingati Hardiknas dalam bentuk dialog," 

"Ini sama saja mencoreng kebebasan berekspresi pasal 28 E Ayat 3 tentang setiap warga negara berhak berserikat berkumpul dan mengeluarkan pendapat, kami meminta agar pelaku wajib di tindak hukum, dan kami juga menuntut pihak kampus birokrat Atim untuk memberi sanksi ke pelaku dari Bem ATIM," lanjutnya 

Dirinya mengungkapkan kekecewaan terhadap phak kampus yang melakukan pembiaran.

"Saya juga sangat kecewa kampus melakukan pembiaran. Maka dari itu ini sangat menyayat hati kader HMI dan aktivis Eksternal Kampus seperti cipayung plus dan lain, oleh karena itu, kami mengutuk keras, dan kami HMI Cabang Makassar bersama seluruh jajaran Koorkom dan 62 Komisariat akan turun mengawal kasus ini dan melawan segala bentuk pembungkaman terhadap aktivis kampus," kata Ketua HMI Cabang Makassar.

Hal senada juga dikatakan oleh Eka Zualika selaku Ketua Kohati Cabang Makassar yang menguntungkan kekecewaan dan kecaman kepada oknum tersebut.

"Saya sebagai Ketua kohati Cabang Makassar mengecam tindakan oknum Anggota BEM ATIM yang melakukan pembubaran dan mengintimidasi peserta dialog kohati atim X kohati ekonomi UMI, saya tidak tau apa masalah internalnya tapi sangat tidak bijak bagi seorang Anggota BEM melakukan hal demikian,," jelasnya 

"apalagi ini adalah kegiatan yang positif dan yang sangat saya sayangkan kegiatan ini adalah kegiatan kohati jadi pesertanya lebih banyak perempuan, saya membayangkan bagaimana shock/terkejutnya para peserta," lanjut Eka.

Eka berharap tindakan seperti ini tidak terulang kembali dan oknum mendapat sanksi tegas.

"Harapannya ini bisa diselesaikan secara baik, tidak adalagi persekusi dilingkungan kampus serta berikan sanksi keras kepada pelaku agar hal ini tidak terulang lagi," pungkasnya.

Diketahui sebelumnya, Pengurus Kohati HmI Komisariat ATIM dan kohati Ekonomi UMI Cabang Makassar melakukan kegiatan sharing sesion dalam rangka memperingati hari pendidikan dengan tema “Urgensi Pendidikan untuk Perempuan di Era Post Modern” di kampus Politeknik ATI Makassar pada hari Jumat, 03 mei 2024.

Namun pada saat kegiatan berjalan, diduga BEM-POLTEK ATIM melakukan tindakan tidak senonoh yang awalnya dilaksanakan di kantin luar kampus Poltek ATIM sehingga pengurus kohati memilih pindah tempat ke koridor kampus.

Dalam aksi yang dilakukan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Politeknik ATI Makassar menyampaikan pernyataan yang tidak semestinya diucapkan melalui pengeras suara.

“Hidup mahasiswa, sekiranya kegiatan pada hari ini sudah bubar namun ada saja dari para petinggi lembaga ada yang bertanya pada sore hari ini organisasi ilegal dilarang berkibar pada hari ini kami mengambil tindakan sekali lagi pada organisasi ilegal hari ini kiranya untuk mencabut sebuah bendera yang berkibar hari ini,” katanya sambil memegang toa .

Setelah mengintrogasi saksi yang berada di lokasi terdapat beberapa mahasiswa dalam naungan lembaga internal kampus itu menyampaikan kalimat yang tidak sepantasnya dikeluarkan oleh yang katanya masyarakat ilmiah.

“Kami mahasiswa Politeknik ATI Makassar menolak aktivitas organisasi eksternal . P*rsetan, pers*tan,” ujarnya, jumat (03/05/2024)

Dilanjut dengan aksinya melakukan pencabutan bendera Himpunan mahasiswa Islam yang terpasang pada tembok bangunan kampus.

Kohati hmi komisariat ATIM mengemukakan bahwa apa telah dilakukan oleh mahasiswa poltek ATIM dengan membawa atas nama Badan Eksekutif Mahasiswa perbuatan yang tidak memiliki etika terhadap kegiatan keperempuanan ini.

“Kek kurang etikanya menurutku karena kita sementara dalam ruang intelektual mereka membuat kebisingan, selain terganggu dengan kebisingannya ada juga rasa terancam karena ada kata persetan yang ditujukan,” tuturnya

Setelah dilakukan penyelidikan oleh pengurus HmI Komisariat ATIM, pelaku pencabutan bendera sudah diketahui.
Saat ini pengurus hmi komisariat ATIM  akan membawa   ke pihak yang berwajib untuk menindaklanjuti kasus tersebut.

Par

0 Komentar