Ririn Nadia Thamrin |
OPINI, Sulselpos.id - Masalah lingkungan merupakan salah satu isu nyata yang dihadapi oleh dunia saat ini. Ada beberapa masalah lingkungan utama yang mempengaruhi kita secara global. Salah satu masalah mungkin yang menurut saya sangat urgent adalah limbah plastik, Penumpukan limbah plastik menjadi ancaman yang meningkat bagi lingkungan dan kehidupan laut.
Plastik sulit terurai dan banyak yang akhirnya berakhir di lautan, mencemari ekosistem laut dan membahayakan satwa laut. Mikroplastik, partikel-partikel plastik kecil yang terurai, juga telah ditemukan di berbagai ekosistem darat dan air.
Salah satu teori yang relevan dalam konteks masalah limbah plastik adalah Teori Polusi Sumber Tunggal atau Single Source Pollution Theory. Teori ini menyatakan bahwa polusi atau pencemaran lingkungan seringkali berasal dari sumber tunggal atau beberapa sumber yang berhubungan langsung dengan satu permasalahan utama.
Teori Polusi Sumber Tunggal juga dapat menjelaskan bagaimana limbah plastik dapat menyebar ke berbagai ekosistem dan berdampak negatif pada kehidupan laut dan manusia. Plastik yang mencemari perairan, misalnya, dapat mempengaruhi organisme laut yang memakan atau terjebak dalam plastik tersebut. Plastik juga dapat membusuk menjadi mikroplastik yang lebih kecil dan menyebar ke berbagai ekosistem darat dan air, termasuk makanan yang dikonsumsi oleh manusia.
Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), volume timbulan sampah di Indonesia pada 2022 mencapai 19,45 juta ton. Angka tersebut menurun 37,52% dari 2021 yang sebanyak 31,13 juta ton. Berdasarkan jenisnya, mayoritas timbulan sampah nasional pada 2022 berupa sampah sisa makanan dengan proporsi 41,55%. Kemudian sampah plastik berada di urutan kedua dengan proporsi 18,55%. Sebanyak 13,27% sampah di Indonesia pada 2022 berupa kayu/ranting, 11,04% sampah kertas/karton, dan sampah logam 2,86%. Ada pula 2,54% sampah kain, sampah kaca 1,96%, sampah karet/kulit 1,68%, dan 6,55% sampah jenis lainnya.
Indonesia adalah salah satu negara dengan masalah limbah plastik yang signifikan. Ada beberapa data dan fakta mengenai limbah plastik di Indonesia yang menurut saya perlu kita highlight bersama:
1. Tingkat pengelolaan limbah plastik: Tingkat pengelolaan limbah plastik di Indonesia masih rendah. Hanya sekitar 10-16% dari total limbah plastik yang dihasilkan yang dapat diolah melalui sistem pengelolaan limbah yang formal, seperti daur ulang. Sisanya, limbah plastik cenderung berakhir di tempat pembuangan sampah, sungai, atau laut.
2. Pencemaran lautan: Indonesia memiliki masalah serius dalam hal pencemaran lautan oleh limbah plastik. Sungai-sungai di Indonesia, terutama yang berada di dekat perkotaan, seringkali menjadi jalur bagi limbah plastik untuk mencapai laut. Beberapa lokasi wisata pantai dan pulau-pulau di Indonesia juga terpengaruh oleh akumulasi limbah plastik.
3.Dampak pada kehidupan laut: Limbah plastik memiliki dampak negatif yang signifikan pada kehidupan laut. Banyak hewan laut seperti penyu, ikan, dan burung laut terperangkap atau menelan sampah plastik, yang mengakibatkan cedera atau kematian. Hal ini juga berdampak pada rantai makanan laut dan ekosistem laut secara keseluruhan.
Penanganan masalah limbah plastic menurut saya memerlukan pendekatan yang berfokus pada sumbernya. Hal ini mencakup pengurangan produksi plastik sekali pakai, peningkatan pengelolaan limbah plastik melalui daur ulang, penggunaan alternatif ramah lingkungan, dan perubahan perilaku konsumen dalam penggunaan plastik. Dengan mengurangi sumber plastik yang masuk ke lingkungan, kita dapat mengurangi dampak negatifnya dan mempromosikan keberlanjutan lingkungan.
Masalah-masalah lingkungan ini menurut saya memerlukan kesadaran dan tindakan yang luas dari individu, pemerintah, dan sektor swasta untuk mengurangi dampak negatifnya. Langkah-langkah seperti penggunaan sumber energi terbarukan, konservasi air, pengelolaan limbah yang bijaksana, dan pelestarian habitat alami dapat membantu memitigasi masalah lingkungan dan melindungi planet kita untuk generasi mendatang.
Penulis : Ririn Nadia Thamrin
(Peserta Advance Training HMI badko sulselbar)
*Tulisan tanggung jawab penuh penulis*
0 Komentar