Jusnawati |
OPINI, Sulselpos.id - Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan sesuatu yang bersifat individual. Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya.
Makin tinggi penilaian terhadap pekerjaan dirasakan sesuai dengan keinginan individu, makin tinggi kepuasannya terhadap pekerjaan tersebut. Kepuasan kerja dapat dinikmati baik didalam maupun di luar pekerjaan. Kepuasan Kerja dalam Pekerjaan dapat dinikmati tentunya ketika kita mendapatkan pujian atas pekerjaan yang kita kerjakan sedangkan kepuasan kerja di luar pekerjaan yaiitu ketika kita memperoleh balas jasa atas pekerjaan yang kita kerjakan.
Menurut Wibowo dalam bukunya yang berjudul “Perilaku Dalam Organisasi” Kepuasan kerja memiliki kaitan dengan beberapa variabel, yaitu dengan kinerja, komitmen organisasi, kepuasan pelanggan, tingkat absensi, turnover penyimpangan kerja dan kepuasan hidup. Kepuasan kerja juga sangatlah penting diperhatikan, karena jika terjadi ketidakpuasan kerja, pekerja atau karyawan akan meresponnya dengan respon langsung dengan meninggalkan organisasi atau perusahaan, mencari posisi baru pada organisasi atau perusahaan lain, ataupun mengundurkan diri.
Kepuasan Kerja pada dasarnya merupakan suatu tanggapan emosional seseorang pekerja atau karyawan dari hasil evaluasi dan pengalaman terhadap situasi dan kondisi kerja yang berupa perasaan puas dengan membandikan dari apa yang dikerjakan dengan hasil yang di peroleh dari pekerjaan tersebut.
Dalam Konsep islam, kepuasan kerja mengajarkan kepada seorang muslim untuk tidak hanya melihat dari sisi hasil pekerjaan yang di kerjakan tetapi bagaimana kemudian memperhatikan kelangsungan pekerjaan yang di kerjakan, sesuai dengan kompetensi moral Yaitu nilai-nilai keiklasan yang di miliki.
Ikhlas berarti suasana atau ungkapan tentang apa yang benar keluar dari hati nurani yang paling dalam. Seseorang yang bekerja dengan ikhlas berarti mengalami kepuasan kerja yang sangat mendalam dari dalam hati. Sikap ikhlas bukan hanya output dari cara dirinya bekerja melainkan juga input yang membentuk kepribadian yang didasarkan pada sikap yang penuh keikhlasan dalam melakukan pekerjaan.
Tentunya dengan nilai-nilai ke iklasan yang dimiliki, maka akan timbul semangat dalam hati yaitu: Meiliki Komitmen, disiplin, Rasa bertanggungjawab. Namun terlepas dari pada itu Menurut analisa Penulis, Kepuasan Kerja di pengaruhi oleh beberapa factor yakni : Balas jasa Yang di terima, Kondisi Pekerjaan,Pengawasan dan kelangsungan karir atau pekerjaan.
Balas jasa berkaitan dengan upah atau gaji yang di terima oleh karyawan atau pekerja pada saat selesai melakukan pekerjaannya. Jika balas jasa yang di terima lebih besar dari yang di harapkan tentunya ini menjadi kepuasan tersendiri bagi pekerja. Selanjutnya Kondisi Pekerjaan, hal ini berhubungan dengan segala sesuatu yang ada dilingkungan kerja karyawan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan pekerjaannya seperti temperatur, kelembapan, ventilasi, penerangan, kegaduhan, kebersihan tempat kerja, kondisi alat-alat kerja atau perangkat kerja yang di gunakan.
Kemudian Pengawasan, Faktor ini erat kaitannya dengan proses pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja atau karyawan. Dari proses ini menentukan hasil akhir yang di dapat dari pekerjaan tersebut.
Jika prosesnya tidak diawasi dengan baik maka bisa jadi ada kesalahan yang terjadi, kita tidak memperbaiki kesalahan tersebut sehingga hasil dari pekerjaan tidak maksimal yang secara otomatis mengurangi tingkat kepuasan pekerja. Dan faktor yang terakhir menurut penulis adalah kelangsungan karir, Para pekerja atau karyawan tentunya sangat membutuhkan yang namanya peningkatan karir dalam sebuah perusahaan dimana tempat dia bekerja.
Jika hasil dari pekerjaan tersebut melelbihi dari apa yang di harapkan maka setidaknya mereka masuk dalam kategori karyawan yang berprestasi atau memiliki prestasi kerja yang pada gilirannya dapat memperoleh kenaikan jabatan atau dengan istilah lain yaitu pengembangan karir.
Berdasarkan uraian diatas, penulis kemudian menyimpulkan bahwa kepuasan kerja dalam persfektif islam sangat erat kaitannya dengan kondisi moral pekerja.
Jika pekerja memiliki moral yang baik yaitu nilai keiklasan yang di tanamkan dalam melakukan pekerjaan maka konsep kepuasan kerja akan tercapai,dan begitupun sebaliknya jika pekerjaan itu dilaksanakan tanpa di dasari oleh nilai-nilai moral maka hasil yang di dapatkan tidak akan maksimal dan akan menurunkan tingkat kepuasan kerja.
Penulis : Jusnawati
(Mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah. Universitas Islam Ahmad Dahlan Sinjai)
*Tulisan tanggung jawab penuh penulis*
0 Komentar