Bullyan Hingga Kekerasan Fisik Diduga Dialami Siswi MAN 2 Makassar, Kakak Korban : Pelaku Harus Disanksi Tegas

Ilustrasi dari Google
MAKASSAR, Sulselpos.id -  Dugaan pelecehan verbal diduga dialami siswi berinisial NA merupakan Siswi MAN 2 Kota Makassar yang diduga dilakukan oleh AM sesama siswi di Sekolahnya.

Hal ini diungkapkan oleh kakak korban, Zhafira Khaerunnisa yang tidak terima dengan perlakuan yang dialami oleh adiknya.

"Saya tidak terima dengan yang dialami oleh adik saya hingga saat ini takut ke Sekolah dengan adanya kekerasan verbal hingga kekerasahan fisik yang dilakukan oleh oknum AM kepada adik saya," jelasnya, Selasa (9/5/23)

Zhafira mengungkapkan kronologi awal terjadi kasus dugaan kekerasan  tersebut.

"Jadi kasusnya ini pertama kali klarifikasi dengan pelaku dan korban serta di dampingi guru," ungkapnya.

Lebih lanjut dia menjabarkan Adeknya dituduh buat desas desus kasus yang ada foto terduga pelaku 

"Adekku dituduh pernah berulah dia buat desas desus kasus yang mana ada pap fotonya yang dalam hal ini kontak s**** dia pap salah satu bagian tubuhnya dan dia tuduh adekku salah satu pelaku yang menyebarkan kasus itu ke orang-orang dan akhirnya ini pelaku marah dan meluapkan kemarahannya dan tadi Sekolah bilang wajar kalau dia marah karena itu dia sebarkan," jelasnya.

Zhafira mengatakan  yang menjadi pertanyaan itu mana bukti yang membuktikan bahwa adekku satu satunya pelaku yang menyebarkan itu atau bukti yang melibatkan adekku dalam penyebaran kasus itu.

"Yang paling penting juga itu di pembullyannya dia membully di jam sekolah bahkan di lingkungan sekolah yang mana pelaku dan korban ini sama-sama masih menggunakan seragam sekolah yang mana pelaku saat ini duduk di bangku kelas 11 SMA di MAN 2 kota Makassar," katanya.

"Pembullyan ini juga dilakukan secara berkelompok yang mana kelompok itu juga ada anak kelas 12," jelasnya.

Tak hanya itu kakak korban menerankan bahkan ada kekerasan fisik yang diduga dilakukan oleh oknum AM.

"Ada bukti kekerasan fisiknya yang bisa di lihat di video dan ternyata pembullyan ini telah berlangsung sejak bulan September dan guru-gurunya juga tau dan mengatakan kalau kasus itu telah diselesaikan," Ujar Zhafira Kakak korban.

Zhafira menyayangkan keluarga korban tidak diberitahu. Dan tiba-tiba Sekolah mengklaim bahwa kasusnya telah selesai

"Dan kalau memang kasusnya telah selesai tidak mungkin ini adekku jatuh mentalnya sampai tidak mau lagi sekolah karena ketakutan kalau pergi sekolah, tidak nyaman saat sekolah dan lebih memilih untuk bolos sekolah. Adekku juga diam-diam dan tidak pernah cerita," ungkap Kakak korban pada awak media.

Dirinya juga menyayangkan kepada pihak Sekolah tidak pernah dikabari dengan adanya kasus tersebut

"Kami juga dari keluarga tidak pernah di kabari kalau pernah ada kasus pembullyan seperti ini dan baru  sekarang informasi ini diketahui karena korban ini sudah jatuh mental dan tidak  percaya diri ketemu orang banyak bahkan sudah tidak mau sekolah," jelas kakak Korban.

Kakak korban ini meminta pihak sekolah harus mengambil langkah tegas kepada terduga pelaku.

"Sekolah harus punya tindak tegas apa lagi masih di ruang sekolah, harusnya memberikan sanksi kepada pelaku, terus pelaku harus membuat tanda tangan bermaterai untuk tidak melakukan tindakan pembulian kembali kepada siapapun terutama kepada korban, kemudian membuat video untuk mengakui perbuatannya dan meminta maaf didalam video," tegas kakak korban

"Ketika ini tidak bisa dia lakukan maka kami selaku keluarga akan menempuh jalur hukum dan melaporkan oknum tersebut kepada kepolisian, karena bukti semua jelas dan ini tidak ditolelir untuk kasus bully apalgi melibatkan fisik, pungkasnya.

Sementara itu saat dihubungi Sulselpos.id, Kepala Sekolah MAN 2 Makassar Darmawati menuturkan sedang diproses oleh pihak Sekolah.

"Ini sedang diproses tadi kami sudah ketemu dengan anaknya, bahwa namanyaji anak-anak sedang berkembang karakternya, mungkin tidak terima akhirnya mendatangi temanya dan ini sudah menjadi perhatian Madrasah karena kejadian tersebut tidak seharusnya terjadi dan yang masuk di madrasah itu karakternya beranekaragam," jeaslnya.

Kemudian saat dikonfirmasi terkait ada korban, kepala Sekolah MAN 2 Makassar membantah ada korban.

"Nda ada, jadi ini anak sebenarnya dia salah," ujarnya.

Tetapu saat ditanyakan terkait yang salah siapa, Kepala MAN 2 Makassar Mengungkapkan keduanya salah.

"Dua-duanya salah dan tentu di mediasi oleh Madrasah," pungkasnya.

Pardi

0 Komentar