Lebih Dekat dengan Muhammad Aswar Darwis Caketum Badko HMI Sulselbar 2021-2023


MAKASSAR, Sulselpos.id - Muhammad Aswar Darwis baru saja menyelesaikan pendidikan Magister Sosial dan Ilmu 
Politik di Universitas Hasanuddin Makassar. Dalam keseharian “Awa”, begitu rekan-rekan dan sahabat kerap menyapanya. 

Sosok yang senantiasa casual bergaul dan bersahabat dengan semua kalangan, tak kenal background pendidikan, jabatan dan bahkan orientasi lembaga apapun 
dapat dengan mudah berbaur dengannya.

Sejak masa remaja tepatnya duduk dibangku SMP dan SMA memang seorang yang sangat adaptif dan antraktif diberbagai organisasi internal maupun eksternal, dimasa SMP dan SMA mulai dari OSIS, Pramuka, Kelompok Seni sampai SISPALA.
 
Pemuda yang selalu menjadi motor penggerak komunitas baik untuk mengolah gagasan ataupun mengeksekusi gagasan menjadi sebuah karya factual.

Kader HMI yang lama berkecimpung mulai di Komisariat Ahmad Dahlan Unismuh Makassar HMI Cabang Gowa Raya sampai di BADKO HMI Sulselbar periode sebelumnya sebagai Wakil Sekretaris Umum.

Akhirnya memantapkan diri dengan tekad yang bulat disertai keyakinan akan visi dan misi serta gagasan yang matang maju mencalonkan diri sebagai Calon Ketua Umum Badko HMI Sulselbar Periode 2021-2023.

“Awa” pemuda kelahiran Maros yang dalam dirinya mengalir deras darah Bugis Makassar dari sosok sang Ayah dan mengalir darah Mandar dari sosok Sang Almarhuma Ibunda tercinta menyatakan mantap maju bertarung menjadi Calon Ketua Umum periode 2021-2023 pada perhelatan MUSDA VI Badko HMI Sulselbar yang diselenggarakan di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan 10 – 13 November 2021.

Awa menempuh pendidikan Sarjana Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poltik di Universitas Muhammadiyah Makassar Tahun 2010. Periode inilah karir organisasi 
ditingkat kemahasiswaan dimulai. 

Dimasa kuliah S1, Awa aktif di lembaga Internal Kampus Biru Makassar, mulai dari tingkat Jurusan di Ilmu Administrasi Negara, BEM Fisipol Unismuh Makassar, serta aktif juga di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Olahraga Universitas Muhammadiyah Makassar. 

Kematangan wacana dan 
gagasannya, isu-isu seputar sosial dan kemasyarakatan serta didukung kemampuan dialektika yang 
sangat baik, menjadikannya aktif memberikan materi diberbagai organisasi kemahasiswaan Internal Unismuh Makassar.

Menjadikannya sosok yang begitu berpengaruh diruang lingkup Organisasi kemahasiswaan Unismuh Makassar sampai dibeberapa organisasi
luar lainnya. 

Selain itu cerita diluar dinding pagar pembatas kampus biru Unismuh Makassar tak kalah serunya. 

Awa memulai kader organisasi kemahasiswaan di lingkup HMI Komisariat Ahmad Dahlan Cabang Gowa Raya, dimana tak bisa dipungkiri bahwa kematangan gagasan, wacana dan dialektika yang baik Ia dapatkan di organisasi yang identik dengan warna Hijau Hitam serta aktif juga di training HMI atau ruang-ruang pengkaderan.

Tumbuh menjadi sosok pemuda yang haus akan ilmu pengetahuan, senantiasa gamang dan resah melihat kondisi lingkungan sekitar disemua aspek masyarakat. 

Keresahan Awa tentang alam dan lingkungan mendorong dirinya untuk menggagas sebuah Organisasi Independen yang berorientasi pada kegiatan respect terhadap Alam serta Lingkungan dengan mendirikan Komunitas Pecinta Alam Rafflesia Makassar pada 2010 silang.

Sepak terjang Awa di bidang 
lingkungan bersama KPA Rafflesia Makassar mengukir tinta emas menjadi organisasi lingkungan di Makassar yang melakukan Penanaman Pohon Serentak di 14 Kecamatan bersama dengan berbagai Organisasi Lingkungan dan Pemuda di Makassar tahun 2015. 

Bersama Rafflesia Makassar Awa juga kerap melakukan kegiatan Soscial Responsibilty ke wilayah Sulsel yang tidak terjangkau akses, seperti yang dilakukannya di Desa Adat Kaluppini Kabupaten Enrekang, Dusun Paku Kabupaten Mamasa Sulbar serta Seko dan Rampi di Wilayah Luwu Utara.

Bersama Rafflesia juga kerap melakukan aktifitas Pendakian Gunung dan Perjalanan Alam terbuka untuk memberi stimulan terhadap diri akan kecintaan terhadap Objek alam itu sendiri.

Seperti Ekspedisi Lintas Bawakareng-Lompobattang, Gunung Latimojong, Gunung Gandang Dewata dan Gunung Semeru di Jawa Timur adalah sederet perjalanan pendakian gunung yang pernah beliau lakukan.

Awa adalah sosok yang dalam dirinya tidak pernah tenang melihat ketidakadilan terjadi, terutama yang menimpa rakyat kecil, bersama dengan APMN (Aliansi Pemuda dan Mahasiswa Nusantara).

Awa bersama sahabat memberikan berbagai pendampingan terhadap kasus penyerobotan lahan dan pendampingan Kasus Diskriminasi Hukum yang dialami oleh masyarakat kecil.

Serta pendampingan kasus penangkapan salah satu warga terhadap perlawanan aktivitas pengerukan pasir yang terjadi disekitar pulau kodingareng Kota Makassar dan masih banyak lagi gerakan-gerakan advokasi lainnya.

Kecintaannya terhadap kebudayaan dan kearifan lokal Sulawesi Selatan tidak terlepas dari perhatiannya bersama sahabat NUSANTARA INSTITUTE serta persahabatnnya dengan berbagai Budayawan Sulawesi.

Seperti Alm. Asmat Riyadi Lamellongen (Budayawan Kab. Bone) dan Guru Besar Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin Prof Nurhayati Rahman Inninawa Colliq Pujie (otobiografi Penyalin Epic Ilagaligo), Nafas Sulapa Eppa, The Secret of Siri na Pacce adalah Skrip Garapan Teater yang ditulis dan pementasannya didirect langsung oleh Muhammad Aswar Darwis. 

Selain itu sebagai seorang penampil Awa kerap menjadi pengisi acara Event kebudayaan seperti, Tim Penata dan Pengiring Musik Festival Budaya 
Sulawesi Selatan IKAMI Sulsel Cabang Malang Tahun 2014.

Tim Penata dan Pengiring Musik Festival Pelangi Bangsaku SMA Santo Kolese Malang Tahun 2014, Pengisi Acara di 
Peringatan 30 Tahun pelayaran Phinisi ke Vancover Kanada, Pengisi Acara Penetapan Phinisi sebagai warisan tak benda Unesco.

Serta Apresiasi langsung dari Dirjen Kebudayaan : Dr. Hilmar Farid, serta menjadi Director Pementasan diberbagai Event Inagurasi di ruang lingkup Unismuh Makassar maupun beberapa Universitas ternama di Kota Makassar.

Sebagai Calon Ketua Badko HMI Sulselbar, Awa membawa visi misi yang sangat brilliant dan kontekstual terhadap kondisi HMI saat ini dan diperas kedalam sebuah gagasan bernama “HMI: TRANSFORMATIVE CULTURE”. 

Adalah seruan untuk memperkuat nilai-nilai juang HMI serta meningkatkan kapasitas para kader HMI agar mampu survive di zaman ini. 

“Caranya dengan mendorong kader untuk menjadi insan akademis dan menghargai nilai Organisasi. Kemudian membangun ekosistem yang sehat pada tiap aktivitas keorganisasian di HMI. Dan yang tak kalah penting adalah bersinergi, berkolaborasi ide dan gagasan serta membuka ruang dengan pihak yang memiliki harapan besar membangun Indonesia menuju Negara adil makmur, yang diridhoi Allah SWT,” kata Muhammad Aswar Darwis.

Laporan : Frengki
Editor : Haeril

0 Komentar