Game Online Dengan Gaya Bahasa Toxicnya

Wahyuni
OPINI, Sulselpos.id - Game online adalah salah satu permainan yang diakses menggunakan gadget, baik itu melalui komputer maupun handphone. Dikalangan remaja menganggap game online sebagai aplikasi yang wajib ada di handphonenya. Tak jarang ada remaja yang menganggap game nya sebagai prioritas bahkan tidak ragu mengeluarkan uang demi game tersebut.

Berbagai jenis game online yang digandrungi oleh remaja diantaranya mobile legends, PUBG, freefire, dsb. Setiap game juga dapat di perlombakan di kejuaran nasional hingga internasional jadi tak ayal dapat menarik minat pula hingga memacu gamers untuk meningkatkan skill nya atau hanya sekedar mengisi waktu luang saja.

Terlepas dari fakta fakta tersebut, game online sebenarnya tidak boleh dibiarkan merajalela dan merusak generasi muda anak bangsa. Sebab, game online tersebut akan memberikan dampak yang luar biasa bagi kehidupan. Nasib baik, apabila memberikan dampak yang positif, kalau negatif bagaimana? 

Salah satu contoh dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari bermain game adalah gaya bahasa yang kadang digunakan oleh remaja adalah bahasa bahasa yang toxic (kasar), hingga akan berdampak pada kehidupan sehari harinya. Kebiasan kebiasan menggunakan kata kata tersebut tidak mungkin hanya ketika bermain saja.

Tapi yang menjadi keanehannya dikacamata pendapat saya adalah justru dengan menggunakan kata kata yang toxic tersebut tidak menimbulkan perseteruan satu sama lain sesama gamers, kebalikannya mereka akan semakin solid saja. Mereka menganggap kata kata demikian adalah hal yang wajar atau tidak lazim lagi di telinga mereka, saling mengumpat satu sama lain saat mengalami kekalahan bahkan kemenangan sekalipun.

Bukankah hal tersebut akan merusak kualitas anak bangsa? Entahlah. Kita tidak dapat menghakimi secara sepihak sebab dari kacamata pendapat kita dengan mereka memang sangatlah berbeda jauh. 

Kita akan menganggap hal tersebut adalah hal yang negatif tetapi tetap mengandung sisi positif pula jika dipandang dari sudut yang berbeda.

Untuk mengurangi hal tersebut langkah yang dapat kita ambil itu apa? Menegur mungkin tidak akan ada hasilnya sama sekali tapi tetap kita harus saling mengingatkan. Jika remaja yang sudah memiliki pemikiran yang baik mungkin masih mendingan tapi bagi anak anak yang tidak paham apa apa justru ikut ikutan, ini yang sangat berbahaya.

Jadi, marilah kita bersama sama mengurangi menggunakan kata kata yang tidak wajar dikehidupan sehari hari kita.

Penulis : Wahyuni
(Mahasiswi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Islam Ahmad Dahlan Sinjai)

*Tulisan tanggung jawab penuh penulis

0 Komentar