DPP OPM Kecam Kajur Jurnalistik UINAM, Diduga Melakukan Perlakuan tidak Baik Terhadap Pembina OPM

GOWA, Sulselpos.id - Oknum yang diduga ketua Jurnalistik kini mendapat kecaman dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Organisasi Pergerakan Mahasiswa (OPM).

Hal ini bermula ketika rapat bersama seluruh dosen Fakultas dakwah dan komunikasi, salah satu dosen yang disinyalir Ketua jurusan Jurnalistik tidak terima saat dikritisi, Kamis (1/9/22).

Dr. Nur Syamsiah Yunus Tekeng yang mendapat perlakuan kurang baik saat mengeluarkan pendapat, dirinya diteriaki "Kenapa sebut-sebut Jurnalistik" kemudian dia memukul kursi.

"Dia memukul kursi dengan kencang kemudian teriaki saya dengan nada keras, lalu maju sambil bicara dan mau menyerang saya," tuturnya

Nur Syamsiah mengungkapkan Kajur itu memperlihatkan contoh yang tidak baik ditatanan UIN Alauddin Makassar 

Ilham Ketua DPP OPM menganggap oknum Ketua jurusan itu memperlihatkan karakter yang tidak baik sebagai seorang Akademisi.

"Sangat disayangkan oknum kajur melakukan hal seperti itu, apa lagi yang dia bentak adalah seorang perempuan, selaku Ketua DPP OPM, kami sangat tidak terima Dewan Pembina kami diperlakukan seperti itu," bebernya.

"Kami mengultimatum pimpinan Kampus segera ambil langkah, sosok oknum Kajur ini tidak baik memimpin. Pasalnya dia anti kritik, seharusnya ketika ada kritikan dia menanggapinya dengan baik bukan malah melakukan hal yang tidak baik apalagi dia adalah tenaga pendidik. Ini sangat mencoreng pendidikan kampus sebagai wadah intelektual, maka dari itu kami mengecam tindakan oknum Kajur ini harus segera diproses oleh pimpinan Kampus," katanya, Sabtu (3/9/22).

Sementara Ketua Jurusan , Jurnalistik Drs.Muh.Nur Latief, M.Pd saat dikonfirmasi awak media dirinya membantah.

"Kalau dikatakan saya memukul meja hingga menyerang itu tidak betul, yang terjadi bersangkutan terlalu mencampuri urusan kami padahal yang bersangkutan bukan dari jurusan kami," katanya melalui pesan WA saat dihubungi awak media Kamis (1/9/22).

Dr. Nur Syamsiah saat dikonfirmasi lebih lanjut dia menjabarkan dirinya mengajar pada Jurusan Jurnalistik semester genap 2022.

"Saya mengkritisi dia waktu rapat, sebab semester lalu Mahasiswa semester 6 yang saya ajar di Jurusan Jurnalistik itu mencapai 64 orang dalam satu kelas, yang menurut saya melebihi kapasitas sebab sesuai aturan itu hanya 40 Mahasiswa maksimal perkelas dan saya menyarankan semester yang akan datang tidak ada lagi seperti itu, sebab kursi setiap kelas itu hanya maksimal 40 kursi perkelas," ungkapnya,  Sabtu (3/9/22).

Pardi

0 Komentar