BBM Naik Melangit, Rakyat Menjerit


OPINI, Sulselpos.id - Pemerintahan akhirnya resmi menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Harga BBM jenis Pertalite naik menjadi Rp10.000 per liter dari sebelumnya Rp7.650 per liter. Harga solar naik dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter. Kemudian harga Pertamax naik dari Rp12.500 menjadi Rp14.500 per liter.

Pemerintah berdalih bahwa kenaikan harga BBM ini merupakan pilihan terakhir pemerintah untuk menyelamatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Pemerintah (APBN). Bagaimana tidak, subsidi energi termasuk subsidi BBM tahun 2022 saja mencapai Rp502 triliun. Dilansir dari merdeka.com, Menteri Keuangan- Sri Mulyani- menyatakan bahwa dana tersebut bisa digunakan untuk membangun infrastruktur jalan tol hingga layanan kesehatan berupa rumah sakit (RS) maupun Puskesmas. Sri Mulyani mengatakan, anggaran subsidi dan kompensasi BBM sebesar Rp502 triliun setara dengan pembangunan 3.501 kilometer ruas tol baru. Dengan rincian biaya Rp142,8 miliar per kilometer.Pertanyaan pentingnya adalah masihkah pemerintah memaksakan melakukan pembangunan jalan tol sementara dipihak lain rakyat harus menelan pahitnya dampak kenaikan BBM? 

Betapa tidak, kenaikan BBM kali ini dirasa sangat berat oleh rakyat. harga BBM bersubsidi naik paling sebesar 500 atau 1000 rupiah. Tetapi dampak kenaikan harga kebutuhan pokok dan transportasi akan meningkat otomatis bahkan sampai 50%. Misalnya, tarif kendaraan umum 1000 menjadi 1500 atau 2000 hanya dengan kenaikan 500 atau 1000 rupiah saja. 

Coba dibayangkan sekarang. Kenaikan harganya melambung tinggi melebihi 2000 rupiah. Berapa tarif kendaraan yang akan dinaikkan lagi jika sebelumnya 2000 misalnya? Bisa 5000 rupiah bukan? Ini baru  ongkos kendaraan. Belum jajan, dan biaya pendidikan lainnya! 

Kenaikan BBM ini juga memicu lonjakan harga barang. Dampaknya secara otomatis akan berpengaruh pada rakyat golongan menengah ke bawah. Karena rakyat golongan ini masih menggunakan sebagian besar uangnya untuk kebutuhan pangan. Pasti ini berisiko pada turunnya daya beli.

Efek lain kenaikan BBM ini ada di sektor jasa. Karena sebagian besar pekerja Indonesia diserap oleh UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Jika UMKM-nya goyang karena kenaikan harga BBM, maka kemungkinan besar akan gencar banjir PHK dan jumlah pengangguran pun akan meningkat serta kemiskinan meningkat pula. 

Seharusnya pemerintah berhati-hati, tidak gegabah dan berfikir cemerlang untuk menaikkan harga BBM. karena ini akan mempengaruhi hajat hidup orang banyak. Dikhawatirkan akan mematik gejolak sosial. Jika gejolak sosial yang terjadi, maka chaos pun akan terjadi.

Rakyat Adalah Amanah
Rakyat adalah amanah bagi penguasa. Kekayaan alam seperti minyak, gas dan laut adalah kekayaan rakyat. Adanya pemimpin atau penguasa adalah semata-mata untuk mengurus urusan hajat hidup rakyatnya. 

Penguasa hadir untuk memudahkan segala urusan rakyat bukan menyusahkan apalagi membebani dan menzalimi. Jika pemerintah merasa terbebani, kenapa rakyat yang harus dicekik? Kenapa selalu rakyat yang dijadikan kambing hitam dalam setiap kebijakan yang zalim? 

Ironisnya, keputusan menaikkan harga BBM tentu menambah beban rakyat yang selama ini sudah berat dan ditambah lagi. Lalu, di mana para wakil rakyat yang katanya membela rakyat? Di mana penguasa daerah yang dulu koar-koar kampanye untuk mendukung dan memajukan daerah atas nama rakyat? Ironis, semua justru latah mengaminkan kebijakan penguasa dengan segala alasan. Untuk siapakah para penguasa negeri ini sebenarnya bekerja? 

inilah kondisi jika sistem kapitalis sekuler demokrasi yang diterapkan di negeri ini. Rakyat sampai kapan pun tidak akan pernah sejahtera. Sebab rezim hanya memikirkan dirinya dan koleganya saja. Kapitalisme melalui penguasa sebagai perpanjanga tangannya telah menguasai negeri ini. Kekayaan alam dari hulu ke hilir dikuasai oleh para cukong swasta dalam dan luar negeri. Penguasa bak boneka yang disetir arah kemudinya sesuai kepentingan kapitalisme. Didamping juga ikut menikmati keuntungannya.

Fakta saat ini menyebutkan bahwa harga minyak dunia sedang berada pada level yang terus melemah. Artinya harga minyak terus turun. Lalu kenapa di Indonesia harga BBM malah naik melangit? Tentu bukan karena harga minyak dunia, tetapi alasan lain. 

Maka, kenaikan BBM untuk siapa? Bohong besar jika ada yang mengatakan untuk rakyat! tidak dapat dipercaya. Maka tidak ada solusi untuk menghentikan kezaliman kapitalisme selain mencampakkannya dengan mengganti ke dalam sistem Islam. 

Islam memberikan arahan yang benar cara mengelola sumber daya alam rakyat. Rasulullah SAW mengatakan bahwa hasil bumi adalah milik rakyat dan haram untuk diprivatisasi apalagi dijual ke swasta asing. Negara akan sepenuhnya mengelola dan mengembalikan hasilnya kepada rakyat dengan semurah-murahnya. 

Jika benar-benar bekerja untuk rakyat, maka tak perlu lagi menerapkan kapitalisme yang hanya menyengsarakan rakyat. Tak perlu lagi memberi peluang bagi para investor agar dapat mempermainkan harga. Terapkan syariat Islam! Maka harga BBM dan segala kebutuhan rakyat bisa dipenuhi sesuai ketentuan Allah SWT. Allahu a'lam bishshawab.

Penulis : Herawati, S.Pd.,M.Pd.
(Pemerhati Masalah Sosial, Guru SMPN 7 Sinjai)

*Tulisan tanggung jawab penuh penulis

0 Komentar