Burning Sun : Mengungkap Ketimpangan Gender Dibalik Skandal Industri Hiburan Korea

Gambar Ilustrasi

OPINI, Sulselpos.id - Burning sun merupakan kasus yang sangat menggemparkan di Korea Selatan pada tahun 2019 lalu, Burning sun sendiri merupakan sebuah Club elit yang ada dikawasan terkenal Gangnam-Seoul. 

Burning sun ini menjadi skandal besar yang mengungkap berbagai masalah mendalam yang ada di industry hiburan, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan isu-isu gender yang selama ini tersimpan rapat dalam dunia K-Pop, seperti budaya misoginis dan patriarki yang masih mengakar kuat di Korea Selatan sana. 

Kasus ini terbuka bagaikan kotak pandora kelam yang ada di industry hiburan dimana skandal besar ini banyak melibatkan nama-nama besar yang ada di industri hiburan seperti Seungri BIGBANG, Jung Joon-young dan Choi Jong-hoon FTIsland. 

Dimana mereka terlibat dalam berbagai praktek criminal seperti pelecehan seksual, penggunaan obat-obat terlarang, termasuk menyediakan perempuan untuk klien ataupun pelanggan VIP.

Bukan hanya melibatkan orang-orang dalam industry hiburan tetapi juga melibatkan aparat kepolisian yang berkolusi dengan para pelaku, peran aparat kepolisian dalam hal ini adalah melindugi burning sun itu sendiri dan tidak mengindahkan laporan pelecehan yang dilayangkan oleh para korban, yang membuat para korban semakin menderita.

Belum lama ini, skandal besar ini Kembali menjadi bahan perbincangan oleh para khalayak ramai karena BBC (British Broadcasting Corporation) menginformasikan ke public dalam bentuk video documenter tentang detail dari kasus ini, termasuk didalamnya ada grup chat yang membahas dan membagikan foto ataupun video perempuan yang direkam tanpa izin (di Korea Selatan dikenal dengan Molka), serta pembicaraan yang merendahkan kaum Perempuan. 

 Gender dan Kekuasaan dalam Industri Hiburan

Kasus Burning Sun mengungkap berbagai isu gender yang serius dalam industri hiburan Korea Selatan. 

Pertama, ada ketimpangan kekuasaan yang signifikan antara selebriti laki-laki dan perempuan. Selebriti laki-laki, seperti yang terungkap dalam grup chat, seringkali menggunakan status dan kekuasaan mereka untuk mengeksploitasi dan melecehkan perempuan. 

Video dan foto yang dibagikan tanpa izin merupakan bentuk kekerasan seksual yang jelas, namun seringkali tidak mendapat penanganan yang serius.

Kedua, terdapat budaya toksik di industri hiburan yang memperlakukan perempuan sebagai objek. Perempuan seringkali dipandang sebagai alat untuk kesenangan laki-laki, baik dalam konteks hiburan maupun kehidupan pribadi para selebriti. 

Skandal ini menunjukkan bahwa ada sistemik yang memperkuat pandangan ini, termasuk toleransi terhadap pelecehan dan kekerasan seksual.

 Reaksi Publik dan Perubahan Sosial

Reaksi publik terhadap skandal Burning Sun sangat kuat. Banyak orang merasa marah dan kecewa, terutama para penggemar K-Pop yang selama ini mengidolakan selebriti-selebriti yang terlibat. 

Protes dan seruan untuk keadilan bermunculan di berbagai media sosial dan platform lainnya. Banyak perempuan yang mulai berbicara tentang pengalaman mereka sendiri dengan pelecehan dan diskriminasi, menciptakan gerakan #MeToo versi Korea.

Pemerintah Korea Selatan juga tidak tinggal diam. Penyelidikan menyeluruh dilakukan, yang mengarah pada penangkapan dan pengadilan sejumlah orang yang terlibat. 

Seungri, misalnya dijatuhi hukuman penjara atas berbagai tuduhan termasuk penggelapan dan menyediakan layanan prostitusi. Namun, banyak yang merasa bahwa hukuman ini masih belum cukup untuk mengatasi masalah yang lebih mendalam.

 Dampak Jangka Panjang

Skandal Burning Sun telah membawa dampak jangka panjang pada industri hiburan Korea Selatan. Banyak agensi hiburan yang mulai memperketat aturan mereka terkait perilaku artis dan karyawan mereka. 

Selain itu, ada peningkatan kesadaran dan diskusi publik mengenai isu-isu gender, yang sebelumnya sering diabaikan atau dianggap tabu.

Namun, tantangan masih tetap ada. Perubahan budaya membutuhkan waktu, dan masih ada banyak hambatan yang harus diatasi. 

Salah satu tantangan terbesar adalah merubah sikap dan mentalitas yang mengakar dalam masyarakat, yang seringkali memaafkan atau meremehkan kekerasan dan pelecehan terhadap perempuan.

 Kesimpulan 

Kasus Burning Sun di Korea Selatan adalah cerminan dari masalah gender yang lebih luas dalam masyarakat dan industri hiburan. 

Skandal ini mengungkap bagaimana kekuasaan dan ketenaran dapat digunakan untuk mengeksploitasi dan melecehkan perempuan, serta bagaimana sistem seringkali gagal melindungi korban dan menegakkan keadilan. 

Meskipun ada kemajuan yang dibuat sejak skandal ini terungkap, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk memastikan bahwa industri hiburan, dan masyarakat secara keseluruhan, lebih aman dan adil bagi semua orang, terutama perempuan.

Perubahan sejati membutuhkan komitmen dari semua pihak, mulai dari pemerintah, industri hiburan, hingga masyarakat umum. 

Dengan meningkatkan kesadaran, mengubah sikap, dan memperkuat hukum serta kebijakan, diharapkan bahwa kasus-kasus seperti Burning Sun tidak akan terulang di masa depan dan perempuan dapat merasa lebih aman dan dihargai dalam semua aspek kehidupan mereka.

Penulis : Sefiah 
(Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi UIN Alauddin Makassar)

Tulisan Tanggung Jawab Penuh Penulis

0 Komentar