Banjir yang terjadi di Kabupaten Sinjai |
SINJAI, Sulselpos.id - Kepemerintahan Bupati Sinjai Andi Seto Gadista Asapa periode 2018-2023 tinggal beberapa bulan lagi akan berakhir.
Namun yang menjadi ironi bagi masyarakat Sinjai, kasus banjir yang belum terselesaikan padahal di 2019 silam Bupati Sinjai melakukan studi banding di Semarang Jawa Tengah karena menurutnya Semarang dipilih karena dianggap cukup sukses menanggulangi masalah banjir
“Ini yang menjadi perhatian serius kita, sebab kejadian ini terbilang sudah menjadi langganan tanpa ada solusi sama sekali,” imbuhnya dikuti dari Sulselsatu.com
Sementara itu dikutip dari Sinjaikab.go.id Pemerintah Kabupaten Sinjai akan membangun sebuah embung di Lingkungan Bontompare, Kelurahan Bongki, Kecamatan Sinjai Utara.
Embung baru ini rencananya seluas 5 hektar yang akan menampung debit air sekitar 20 ribu meter kubik. Embung ini berfungsi untuk menampung air di musim hujan sehingga tidak menggenangi wilayah kota Sinjai.
Kepala Bidang Sumber Daya Air, Dinas PUPR Sinjai, Andi Sarifuddin, saat ditemui, Rabu (28/4/21) mengungkapkan bahwa detail engineering design (DED) pembangunan embung ini telah rampung dan saat ini dalam tahap pembebasan lahan serta pembuatan dokumen lingkungan.
“Desainnya sudah rampung dan saat ini dalam tahap proses penentuan harga tanah untuk pembebasan lahan warga dengan melibatkan BPN Sinjai. Alhamdulillah respon warga untuk membebaskan lahannya sangat baik, tinggal penentuan harga,” ujarnya dikutip di Sinjaikab.go.id
Menurutnya, berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2021 tentang pengadaan tanah yang baru, sebelum penentuan harga tanah, wajib dibentuk tim penyusun dokumen perencanaan pengadaan tanah.
“Sejauh ini sudah beberapa kami lakukan seperti mengajukan SK dan penelitian daftar nama-nama pemilik lahan serta penyusunan dokumen perencanaan pengadaan tanah tersebut,” jelasnya, dikutip dari Sinjaikab.go.id
“Berdasarkan petunjuk dari Bapak Bupati Sinjai Andi Seto Asapa (ASA) pembangunan embung ini nantinya dilakukan dengan konsep wisata, artinya embung ini bisa menjadi tempat wisata dan bersantai bagi masyarakat Sinjai sehingga berbagai fasilitas didalamnya seperti joging track, tempat memancing dan sarana lainnya,” ujarnya.
Namun yang menjadi ironi sampai hari ini, realisasi dari pembangunan embun belum dirasakan oleh masyarakat Kabupaten Sinjai.
Curah hujan yang turun di Kabupaten Sinjai mengakibatkan setiap genangan di Kota Sinjai.
Akibat dari hal tersebut mendapat respon sangat serius dari dua organisasi besar di Sinjai yakni HMI dan SEMMI.
Israndi selaku pengurus Hmi cabang sinjai bidang PTKP menyampaikan bahwa Harusnya Pemda kabupaten Sinjai cekatan dan sinergi dengan berbagai macam leading sector untuk mengurai bencana banjir di sinjai” kata israndi, Minggu (04/6/2022).
"Pemda sinjai terutama dinas yang membidangi masalah banjir, harus membuka mata soal kejadian banjir yang mengguyur beberapa titik di sinjai. Harus adanya solusi yang solutif dari Pemda", ungkapnya.
Sementara itu DPC SEMMI Kabupaten Sinjai, Fadli (Bidang Intelektual, rikteksi dan aksi), bahwa pemerintah dianggap gagal dalam mengatasi persoalan Banjir di kabupaten Sinjai.
"Perlu kita ketahui, hasil dari studi banding pemerintah Daerah kabupaten Sinjai ke kota Semarang tahun 2019 untuk belajar penanganan banjir sampai saat ini tidak memberikan solusi menangani persoalan banjir di Kabupaten Sinjai," jelasnya.
Pardi
0 Komentar