Pendidikan Tinggi Bukan Jaminan Moral Baik

Saddan Srianto
OPINI, Sulselpos.id - Pendidikan tinggi sering dianggap sebagai salah satu syarat untuk menjadi orang yang sukses dan berbudi luhur. Orang yang berpendidikan tinggi diharapkan memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang baik. Namun, apakah pendidikan tinggi benar-benar menjamin moral seseorang baik? Menurut saya, tidak.

Moral adalah nilai-nilai yang menjadi pedoman bagi seseorang dalam berperilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Moral mencakup aspek-aspek seperti kejujuran, keadilan, tanggung jawab, empati, toleransi, dan lain-lain. Moral tidak bisa dipelajari hanya dari bangku kuliah atau buku-buku teori. Moral harus dibentuk sejak dini melalui pendidikan karakter yang diberikan oleh keluarga, sekolah, dan lingkungan.

Banyak contoh orang yang berpendidikan tinggi tapi tidak memiliki moral yang baik. Misalnya, koruptor, penipu, pelaku kekerasan, atau pengkhianat. Mereka mungkin pintar secara akademik, tapi tidak bijak secara etik. Mereka mungkin memiliki gelar sarjana, magister, atau doktor, tapi tidak memiliki rasa tanggung jawab, empati, atau keadilan. Mereka mungkin menguasai ilmu pengetahuan tinggi, tapi tidak menghargai kehidupan dan kemanusiaan.

Sebaliknya, banyak juga orang yang tidak berpendidikan tinggi tapi memiliki moral yang baik. Misalnya, petani, nelayan, buruh, atau pedagang. Mereka mungkin tidak memiliki ijazah prestisius, tapi mereka memiliki kejujuran, kerja keras, dan kepedulian. Mereka mungkin tidak menguasai ilmu pengetahuan tinggi, tapi mereka menjalani hidup dengan sederhana dan bahagia.

Lalu, apa hubungan antara pendidikan tinggi dan moral? Menurut saya, pendidikan tinggi hanya memberikan pengetahuan dan keterampilan yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan. Namun, tujuan itu harus selaras dengan moral yang baik. Jika tidak, pendidikan tinggi akan menjadi sia-sia atau bahkan berbahaya.

Pendidikan tinggi harus diimbangi dengan pendidikan moral. Pendidikan moral harus ditanamkan sejak usia dini dan terus dilakukan sepanjang hidup. Pendidikan moral harus melibatkan semua pihak yang terkait dengan proses pendidikan, seperti keluarga, sekolah, perguruan tinggi, pemerintah, masyarakat, dan media.

Pendidikan moral harus mengajarkan nilai-nilai universal yang dapat diterima oleh semua orang tanpa membedakan agama, suku, ras, atau golongan. Pendidikan moral harus mengembangkan sikap kritis dan reflektif terhadap informasi dan peristiwa yang terjadi di sekitar. Pendidikan moral harus menumbuhkan kesadaran dan kepekaan terhadap masalah-masalah sosial dan lingkungan.

Oleh karena itu, saya berpendapat bahwa pendidikan tinggi bukan jaminan moral baik. Pendidikan tinggi hanya memberikan pengetahuan dan keterampilan yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan. Namun, tujuan itu harus selaras dengan moral yang baik. Jika tidak, pendidikan tinggi akan menjadi sia-sia atau bahkan berbahaya.

Saya berharap bahwa pendidikan tinggi tidak hanya mengejar gelar atau prestasi semata, tapi juga membentuk karakter yang baik. Saya juga berharap bahwa masyarakat tidak hanya menghargai orang berdasarkan pendidikan tingginya saja, tapi juga berdasarkan moralnya.  

Penulis: Saddan Srianto
Jurusan: komunikasi penyiaran Islam
Kampus: universitas Islam Ahmad Dahlan SINJAI

*Tulisan tanggung jawab penuh penulis*

0 Komentar