OPINI, Sulselpos.id - Petani adalah pekerjaan yang di kenal sebagai pekerjaan kuno sehingga banyak orang yang memilih untuk memiliki pekerjaan yang lebih moderen.
Sehingga ini menjadi permasalah negara sebab terjadinya perubahan struktur demografi yang kurang menguntungkan bagi sektor pertanian yang mengarah pada penuaan pada petani.
Petani di Indonesia berdasarkan data 2018 rata-rata umurnya sudah cukup tua, mayoritas umur di atas 45 tahun dan data Badan Pusat Statistik (BPS) terdapat kesenjangan usia di sektor pertanian.
Jumlah petani pada tahun 2019 mencapai 33,4 juta orang. Dari jumlah tersebut, petani muda di Indonesia yang berusia 20-39 tahun hanya 8% atau setara dengan 2,7 juta orang dan lebih dari itu di isi oleh orang yang sudah tua berumur kisaran 45 tahun.
Namun tidak jauh dari situ pendidikan bagi petani juga penting menurut data Tingkat pendidikan petani yakni yang belum pernah sekolah 766.954 orang atau sekitar 9,65%, tidak sekolah, yang belum Lulus SD 10.358.754 orang atau 26,54%.
Sementara untuk lulusan SD 15.023.269 orang setara 38,49%, lulusan SLTP 6.330.800 orang setara.
Dengan deta tersebut dapat kita lihat bahwa pendidkan petani belum mumpuni untuk mengelola lahan yang dijelaskan Mentan, dari total luas lahan pertanian saat ini seluas 70 juta Ha, yang efektif untuk produksi pertanian hanya 45 juta Ha.
Dengan luas lahan tersebut di tambah dengan jumlah petani yang sedikit dan pendidikan yang begtu minim maka ini menjadi perhatian penuh bagi pemerintah untuk serius dalam penanganan di sektor pertanian.
Banyaknya peroblem yang di dapatkan petani seperti gagal panen, penanganan hama atau penyakit, harga jual hasil pertanian yang tidak sesuai sehingga banyak anak muda sekarang ini bercita-cita menjadi PNS, TNI, Polisi dan sebagainya, jarang sekali anak muda sekarang ini bercita-cita sebagai petani.
Maka, perlu perhatian serius dan melihat banyaknya jumlah penagngguran yang terus melonjak tiap tahunya dihasilkan oleh perguruan tinggi baik itu Negeri maupun swasta.
Fungsi dan peran kita sebagai orang yang paham atau mengerti atas persoalan ini, maka hal yang pertama yang dilakukan adalah mengedukasi dan memberikan pemahaman kepada sekitaran kita bahwa petani itu bukan pekerjaan yang kuno namun ini adalah pekerjaan yang mulia sebab banyakanya orang yang diberikan hidup.
Menurut bukunya anti demagog kejahatan yang terorganisir akan menagng melawan kebaikan yang tidak terorganisir, maka perlu kita tata kembali peran dan fungi kita sebagai pemuda sehingga hal-hal yang menjadi problem di dunia pertanian dapat kita selesaikan dengan mudah.
Walaupun tidak bisa di selesaikan dengan cepat setidaknya ada penanganan yang lebih lanjut sebab kita akan menghadapi resesi pangan yang sangat mengancam negara kita tercinta.
Mari sama-sama membangun kembali dan memperbaiki kesalahan yang pernah kita perbuat didalam kehidupan berbangsa dan bernegara, kalau bukan kita siapa lagi yang akan memperbaiki hal tersebut.
Penulis : Ansar Parawansa
(Ketua BEM Faperta Unismuh)
Tulisan Tanggung Jawab Penuh Penulis