Pemerintah Cegah Learning Loss Dengan Lakukan Pendampingan Ditengah Pandemi


MAROS, Sulselpos.id - Sesuatu yang berbeda hadir di SDN 18 Belang-Belang. Selain Pertemuan Tatap Muka (PTM) terbatas atau Belajar di Rumah (BDR), sistem pembelajaran yang akhir-akhir ini cukup populer di telinga anak-anak. Namun beberapa hari terakhir, sekolah diramaikan dengan kehadiran fasilitator yang telah siap untuk mengajak peserta didik belajar dengan suasana yang berbeda.

Kegiatan yang dinantikan oleh anak-anak adalah bagian dari serangkaian aktivitas yang terangkum dalam Kejar Mutu yang dilaksanakan oleh Universitas Borobudur Jakarta bekerjasama dengan Kemendukbudristek Sekolah Dasar di Kabupaten Maros.

Kegiatan yang melibatkan 10 Sekolah Dasar, yaitu SDN 111 Inpres Polejiwa, SDN 180 Pappandangan, SDN 227 Inpres Bonto Cina, SDN 193 Inpres Pasandang, SDN 125 Marampesu, SDN 223 Inpres Bontomaero, SDN 18 Belang-Belang, SDN 160 Inpre Lemo-lemo, SDN 123 Inpres Macowa dan SDN 110 Inpres Galanggara.

Kegiatan yang bertajuk “Program Kejar Mutu Sekolah Dasar Melalui Pendampingan Psikososial Peserta Didik di Masa Pandemi Tahun 2021 di Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan” merupakan tindak lanjut dari adanya temuan Kemendikbudristek SD terkait dengan perlunya melakukan antisipasi terhadap munculnya Learning Loss yang dialami oleh siswa selama pandemic Covid-19.

Menurut Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Learning loss adalah hilangnya kesempatan belajar karena berkurangnya intensitas interaksi dengan guru saat proses pembelajaran yang mengakibatkan penurunan penguasaan kompetensi peserta didik.

Tidak dapat dipungkiri bahwa situasi Pandemi Covid-19 menyebabkan munculya permasalahan terkait dengan tingkat intensitas belajar yang jauh berkurang dari biasanya. Hal tersebut menimbulkan persoalan baru, yaitu adanya penurunan kompetensi literasi dan numerasi yang yang cukup signifikan pada siswa tingkat Sekolah Dasar. 

Tidak hanya itu, munculnya kebiasaan baru dalam belajar yang telah terbangun cukup lama, akan mempengaruhi kemampuan anak anak dalam membangun ulang motivasi, adaptasi dan kesiapan belajar Ketika kelak sistem belajar mengajar akan kembali normal.

Penanggung Jawab Program, Tri Nathalia Palupi menjelaskan bahwa program pengembangan psikososial yang dijalankan oleh Universitas Borobudur dan Kemendikbudristek ini, dipandu oleh fasilitator yang handal dengan latar belakang Sarjana Pendidikan dan Sarjana Psikologi. 

"Kegiatan ini didampingi oleh psikolog Ambar Restika Suryandaru yang dilibatkan sebagai tenaga ahli. Hal tersebut didasarkan pada keinginan untuk membantu menemukenali permasalahan secara spesifik yang terjadi pada tiap-tiap sekolah dampingan, dalam upaya untuk mendapatkan pola pendampingan yang tepat sesuai dengan karakteristik permasalahan yang dihadapi pada masing-masing sekolah," ungkapnya, Kamis (26/08/21).

Lebih jauh, Dirinya menjelaskan bahwa keterlibatan Dinas Pendidikan dan kebudayaan, Kepala Sekolah, Guru dan Orangtua ditujukan dalam upaya untuk mendapatkan pola pendampingan yang menyeluruh dan berkelanjutan bagi masing-masing sekolah. 

Melalui pelaksanaan proses pendampingan psikososial ini, diharapkan dapat ditemukan berbagai solusi untuk menumbuhkan semangat belajar dan mengurangi terjadinya learning loss yang pada akhirnya akan mengakselerasi ketertinggalan yang terjadi pada kompetensi literasi dan numerasi siswa tingkat sekolah," jelasnya.

Anthy

0 Komentar