Canter Opini Ade Armando


OPINI, Sulselpos.id - Setelah aksi kemarin, banyak yang tiba-tiba jadi pangeran kemanusian terhadap Ade Armando. Khususnya dari kalangan Mahasiswa (yang katanya pejuang kemanusian). 

Namun, pada waktu yang bersamaan, terjadi kekerasan dan perampasan hak untuk bersuara secara terang-terangan dilakukan oleh oknum (elite dan polisi) yang mana  tidak tersorot oleh media. 

Bahkan dari beberapa kalangan mahasiswa dan beberapa oknum pembela kemanusian itu tidak menyuarakan hal yang sama. Jika kita ingin mengukur dan berbicara terkait  kekerasan yang terjadi di mahasiswa, mungkin tidak akan terhitung dengan kalkulator akal sehat kita. 

Mengapa demikian? Karena dalam setiap aksi dan gerakan penolakan mahasiswa terhadap kebijakan pemerintah, di saat yg sama pula kekerasan itu ada. 

Namun naasnya itu hanya dianggap sebagai hal biasa bahkan ada juga yang mengatakan  "sudah lumrah". Apakah memisahkan kekerasan terhadap mahasiswa dengan elite? Atau mereka yang ada di lingkaran kekuasaan. 

Kita harus sepakati dan akui bersama bahwa dalam konteks negara kita, kekerasan tidak pernah di benarkan bahkan itu menjadi tindak pidana terhadap pelaku yang melakukannya.  

Dari tulisan singkat ini, saya hanya ingin menyampaikan kepada siapapun yang menjadi pejuang kemanusian, tolong sesekali informasi, tulisan atau apapun yg menyangkut kekerasan itu harus berimbang. 

Jangan seolah-olah massa yang khususnya pada aksi demonstrasi, tidak punya adab serta mengiyakan kekerasan terhadap kemanusian. 

Kasus kekerasan terhadap Ade Armando, tentu kita harus melihat lebih jauh serta lebih mengenal siapa Ade Armando itu? Selama ini narasi-narasi yang ia pertontonkan di media ataupun di forum-forum diskusi telah mencabik-cabik hati masyarakat. 

Tidak hanya itu, gerakan mahasiswa UI beberapa kali menjadi lawan terhadap Ade Armando tersebut. 

Ada kemungkinan bahwa kekerasan yang dialami oleh Ade Armando tersebut merupakan luapan emosi rakyat kecil yang selama ini sudah tercabik-cabik, kendatipun kita tidak pernah membenarkan kekerasan itu.

Sebagai kesimpulan, sebagai kaum terdidik, mari kita untuk berimbang dalam memberikan informasi dan perlakuan bagi mereka yang jadi korban kekerasan. 

Ingat, Ade Armando hanya merupakan bagian kecil yang terdampak kekerasan di beberapa wilayah di Indonesia, namun pada nyatanya sudah banyak persekusi terhadap masyarakat kecil namun tidak pernah terekspos oleh media massa.

Penulis : Kamalnyarrang
(Mahasiswa UIN Alauddin Makassar)

Tulisan Tanggung Jawab Penuh Penulis

0 Komentar