Program Bangga Kencana dan Mitra Kerja Sosialisasi Terkait Stunting pada Anak


MAKASSAR, Sulselpos.id - Kegiatan Sosialisasi Advokasi dan KIE Program Bangga Kencana bekerjasama dengan Mitra Kera sukses digelar melalui via Zoom di Arbor Biz Hotel Makassar, Kompleks KIMA Square Jalan Perintis Kemerdekaan, Sabtu (18/12/21). 

Ashabul Kahfi sebagai anggota DPR RI Komisi IX membuka acara sosialisasi ini melalui zoom menyampaikan masyarakat dengan menerangkan bahayanya Stunting, yakni kondisi kekurangan gizi bagi anak.

Ia juga mengajak para pasangan subur untuk merencanakan masa depan keluarga sejak dini dengan merencanakan kelahiran dan merencanakan pendidikan untuk anak. 

Dirinya juga menjelaskan, bahwa stunting adalah kondisi kekurangan gizi parah yang dialami anak sejak didalam masa kehamilan, sehingga mengakibatkan perkembangan fisik dan otaknya terganggu.

“Para ibu hamil mesti memenuhi gizi calon bayinya semenjak masa kehamilan hingga seribu hari kelahiran nanti, agar anak yang ia lahirkan terhindar dari stunting," jelasnya. 

Sementara itu, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera BKKBN Pusat, dr. Irma Ardiana menyampaikan, upaya terus dimaksimalkan untuk percepatan penurunan stunting. 

Penekanan pendekatan hulu, bisa direncanakan bagi keluarga masing-masing. BKKBN akan mendampingi mereka yang akan menikah, Ibu hamil dan bayi dibawah usia dua tahun (baduta). 

Mereka akan mendatangi rumah secara langsung sehingga secara tidak langsung akan memperoleh informasi dan data primer dan realtime terkait kondisi mereka yang akan menikah, ibu hamil dan baduta.

“Seperti informasi usia yang akan menikah dan status kesehatannya seperti anemia, kemudian juga berat dan panjang badan bayi baru lahir," ungkapnya.

Hadir pula perwakilan OPD KB Kota Makassar, Muh. Ramli menyampaikan bahwa stunting tidak dapat diobati, tapi dapat dicegah. 

Ketika anak sudah mengalami stunting, perkembangan otak dan tumbuh kembangnya terganggu, fungsinya menjadi tidak optimal. 

Muh. Ramli menyampaikan asupan gizi dan pola pengasuhan anak menjadi penting dalam menentukan intervensi untuk mengurangi angka stunting mulai dari periode 1000 hari pertama kehidupan dari anak.

"Anak harus sangat diperhatikan pola pengasuhannya hingga mencapai usia 2 tahun untuk mencegah anak mengalami stunting. Karena apabila sudah mengalami stunting maka tidak dapat disembuhkan, dampaknya menjadi permanen," ungkapnya. 

Muh. Ramli juga menyinggung pentingnya menerapkan protokol kesehatan dalam berinteraksi dengan teman dan tetangga sekitar.

Kepala Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan, menyampaikan tiga sasaran utama dalam program percepatan yakni calon pengantin, ibu hamil dan keluarga yang memiliki balita.

Pasalnya, kata dia, ketiga sasaran sosialisai ini adalah penyumbang terbesar pada angka kasus stunting khususnya di Sulawesi Selatan.

“Untuk itu, kami berharap masyarakat peduli bersama terhadap kasus stunting ini. Karena hal ini adalah masalah bersama dan bertugas bersama untuk mengentaskan stunting tersebut untuk generasi lebih baik,” kuncinya.

Diketahui, dalam kegiatan tersebut dilanjutkan dengan pembagian beberapa doorprize lainnya kepada peserta dan acara ini diakhiri dengan foto bersama.

Hijriana

0 Komentar